TUGAS MAKALAH
ILMU PEMULIAAN
TERNAK
( SELEKSI )
Nama : Eva Yulita
No.Bp :
1410611011
Paralel
: 03
Dosen Pengampu: Dr.Ir.H.JASWANDI.MS
FAKULTAS PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, karena
telah memberikan rahmat dan nikmat NYA
kepada kita semua untuk menyelesaikan
makalah ini.
Terima kasih banyak penulis ucapkan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak,
karena tanpa bantuan semua pihak makalah
ini tidak dapat diselesaikan.
Alasan pemilihan judul makalah ini dikarenakan pembagian
tugas materi kuliah yang diberikan oleh dosen kami Dr.Ir.H.JASWANDI.MS
Penulis
menyadari sekali bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan
datang.
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan lebih
khusus lagi bagi penulis sendiri.
Atas perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.
Padang, 19 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah..............................................................................................1
1.3
Tujuan................................................................................................................1
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Seleksi..............................................................................................2
2.2 Manfaat Seleksi..................................................................................................3
2.3 Macam-macam Seleksi......................................................................................4
2.4 Metoda
Seleksi...................................................................................................6
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................8
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemuliaan adalah merupakan suatu
usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu genetik ternak melalui pengembangbiakan
ternak-temak yang memiliki potensi genetik yang baik sehingga diperoleh
kinerja atau potensi produksi yang diharapkan. Sedangkan arti pembibitan adalah
suatu tindakan manusia untuk menghasilkan ternak bibit, dimana yang dimaksud
dengan temak bibit adalah ternak yang memenuhi persyaratan dan karakter
tertentu untuk dikembangbiakan dengan tujuan standar produksi /kinerja yang
ditentukan.
Dalam
pemuliaan ternak seleksi yaitu memperkenankan sekelompok ternak
menjadi penurun dari generasi berikutnya dan menghilangkan kesempatan dari
kelompok lain untuk memperoleh hal yang sama. Seleksi individu
paling berguna untuk sifat-sifat yang dapat di ukur pada kedua jenis kelamin
sebelum dewasa atau sebelum umur perkawinan pertama. Beberapa sifat yang
termasuk adalah laju pertumbuhan, skor tubuh ternak, berat bulu, wol, ketebalan
lemak punggung dan lain-lain.
1.1 Rumusan
masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan seleksi?
2. Apa manfaat
dilakukannya seleksi?
3. Apa saja
metode-metode yang digunakan dalam
seleksi?
4. Bagaimana
Sifat-sifat dari Seleksi?
1.2 Tujuan
1. Agar
Mahasiswa mengetahui apa itu seleksi
2. Agar
Mahasiswa mengetahui manfaat seleksi
3. Agar
Mahasiswa mengetahui metode-metode seleksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Seleksi
Dalam konteks pemuliabiakan ternak seleksi adalah
suatu proses memilih ternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua
untuk generasi berikutnya. Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan mutu bibit.
Dengan seleksi ternak yang mempunyai sifat yang diinginkan akan
dipelihara, sedangkan ternak ternak yang mempunyai sifat yang tidak diinginkan
akan disingkirkan.
Ada beberapa dua hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan seleksi:
1. Tujuan seleksi harus jelas, misalnya kalau pada
sapi apakah tujuannya untuk meningkatkan produksi susu atau produksi daging,
atau keduanya.
2. Seleksi perlu waktu
Kemajuan seleksi dipengeruhi oleh beberapa
faktor, misalnya:
1. Seleksi diferensial
2. Heritabilitas
3. Interval generasi
Penggunaan yang tepat dari seleksi individu
memberikan banyak keturunan. Selanjutnya perhitungan faktor-faktor sasar uang
mempengaruhi efektifitas seleksi paling sederhana pada seleksi individu dan
menjadi lebih rumit pada tipe seleksi yang lain.
Seperti telah dinyatakan semula, seleksi adalah kegiatan untuk membuat keputusan tentang ternak, berdasarkan informasi yang masuk (didapatkan). Dalam hal ini peternak harus mulai pertimbangan nilai-biak (breeding value) dari ternak tersebut.
Seperti telah dinyatakan semula, seleksi adalah kegiatan untuk membuat keputusan tentang ternak, berdasarkan informasi yang masuk (didapatkan). Dalam hal ini peternak harus mulai pertimbangan nilai-biak (breeding value) dari ternak tersebut.
Melakukan seleksi merupakan
aktifitas para pemulia yang paling penting karena merupakan dasar utama dari
pemuliaan yang meliputi aktifitas :
- Menentukan ternak mana yang akan dipilih pada tiap generasi yang akan dipakai sebagai tetua untuk generasi berikutnya.
- Menentukan apakah semua ternak yang dipilih akan dibiarkan mempunyai keturunan yang banyak atau tertentu saja.
2.2 Manfaat Seleksi
1)
Meningkatkan
Produktivitas Ternak
2)
Untuk
mendapatkan bibit yang unggul
3)
Mendapatkan
bibit yang diinginkan
4)
Memperbaiki mutu
genetik
5)
Mendapatkan
Kondisi ternak yang sesuai kondisi lingkungan mengubah frekuensi gen yang ada
dalam populasi.
6)
Meningkatkan frekuensi gen yang
menentukan pertambahan bobot badan yang tinggi dan tentunya frekuensi gen tsb
sehingga rata-rata populasi akan berubah.
2.3 Macam-macam Seleksi
A.
Seleksi Individu (Performance Test)
Yaitu seleksi untuk ternak
bibit yang didasarkan pada catatan produktifitas masing-masing ternak. Seleksi
individual pada ternak sapi adalah cara seleksi yang paling sederhana dan mudah
dilakukan di pedesaan dengan dasar bobot sapih anak sapi yang ada dan
sebagainya. Seleksi individu
adalah metoda seleksi yang paling sederhana paling banyak digunakan untuk
memperbaiki potensi genetik ternak. Seleksi ini sering dilakukan jika :
1.Fenotip
ternak yang bersangkutan bias diukur baik pada jantan atau betina.
2.Nilai heritabilitas atau keragaman
genetic tinggi.
Seleksi bisa dilakukan dengan
memilih ternak-ternak terbaik berdasarkan nilai pemuliaan. Seleksi individu
akan semakin rumit apabila banyak faktor yang mempengaruhi fenotip, seperti
pada domba, babi , dan sapi perah. Pada domba misalnya, faktor yang mempengaruhi
bobot badan sangat banyak, seperti jenis kelamin, tipe kelahiran, paritas
induk, dan musim waktu ternak-ternak tersebut dibesarkan. Apabila faktor-faktor
ini tidak diperhatikan, ketepatan memilih ternak akan berkurang. Dalam
pendugaan nilai pemuliaan, faktor-faktor yang mempengaruhi fenotip harus
diperhatikan dan dipertimbangkandalam
evaluasi.
B. Seleksi Silsilah
(Pedigree Selection)
Seleksi yang dilakukan
berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi ini dilakukan untuk
memilih ternak bibit pada umur muda, sementara hewan muda tersebut beium
dapat menunjukkan sifat-sifat produksinya. Pemilihan bibit ternak bertujuan
untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif
potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan
yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta persentasi karkas yang baik dan
sebagainya. Kriteria-kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn
rangka melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah :
1. Bangsa
Pemilihan jenis ternak
misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan biasanya dipilih dari bangsa
ternak kambing/domba unggul
2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
Seleksi calon induk maupun
pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang beranak kembar dan mempunyai
kualitas kelahiran anak yang baik.
3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk
Induk yang dipilih hendaknya
sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau merawat anaknya serta selalu siap
untuk menyusui anaknya.
4. Penampilan Eksterior
Penampilan eksterior ternak
bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk bibit baik ternak jantan
maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan atau penampilan
eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran ataupun
pengamatan.
C. Uji Keturunan (Progeny
Test)
Sering suatu
sifat hanya muncul pada salah satu jenis kelamin saja ,misalnya produksi susu.
Tetapi keunggulan potensi genetik ternak jantan untuk produksi susu juga
sangat penting, karena pada umumnya ternak jantan dapat mengawini banyak
betina. Apabila keadaan ini terjadi, maka bisa dilakukan uji Zuriat.Uji Zuriat
adalah suatu uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan
performance atau tampilan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk
evaluasi pejantan karena pejantan biasanya banyak menghasilkan keturunan.
Keberhasilan uji Zuriat tergantung pada syarat-syaratberikut ini :
1.Pejantan
diuji sebanyak-banyaknya (minimal 5-10 ekor tergantung jumlah anak yang
dihasilkan).
2.Pengawinan
pejantan dengan betina dilakukan secara acak untuk
menghindari jantan-jantan mengawini betina yang sangat bagus atau sangat
jelek.
3.Jumlah
anak per pejantan diusahakan sebanyak mungkin (minimal 10 anak)
4.Jangan
dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.
5.Anak-anak
seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah dalam membandingkan.
D. Seleksi Kekerabatan (Family Selection)
Yaitu seleksi individu atas dasar performans
kerabat-kerabatnya (misalnya saudara tiri sebapak atau saudara kandung).
Seleksi kerabat dilakukan untuk memilih calon pejantan sapi perah dengan tujuan
untuk meningkatkan produksi susu yang tidak dapat diukur pada ternak sapi
jantan, dengan mengukur produksi kerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan
susu. Seleksi kekerabatan biasa dilakukan apabila :
1.Nilai
heritabilitas rendah
2.Ternak betina banyak menghasilkan keturunan
3.Ternak
diberi perlakuan khusus sehingga tidak bisa dipakai sebagai pengganti.
E. Seleksi Lebih dari 1 Sifat
Para
peternak sangat jarang melakukan seleksi yang hanya berdasarkan satu sifat,
tapi mereka juga mempertimbangkan sifat-sifat yang lain. Contoh, tujuan para
peternak domba adalah meningkatkan produksi daging, sifat-sifat yang mereka
mempertimbangkan dalam seleksi adalah :
(1) bobot badan
(2) pertambahan bobot badan
(3) jumlah anak perkelahiran dan
(4) kemampuan induk dalam
membesarkan anak. Keempat sifat tersebut sangat penting dan sangat menunjang ke
tujuan produksi daging. Ada 3 metoda jika kita ingin mempertimbangkan banyak
sifat dalam suatu Seleksi :
1. Seleksi tandem.
2. Seleksi batasan sisihan
3. Seleksi indeks
2.4 Metode
Seleksi
Seperti
telah dinyatakan semula, seleksi adalah kegiatan untuk membuat keputusan
tentang ternak, berdasarkan informasi yang masuk (didapatkan). Dalam hal ini
peternak harus mulai pertimbangan nilai-biak (breeding value) dari ternak
tersebut. Di dalam suatu usaha pembiakan (breeding program) yang harus
dipermasalahkan sebenarnya adalah nilai genetic dari hasil karyanya.
Kita
mengenal 3 macam metode seleksi yaitu :
1)Seleksi
indeks
2)Seleksi
tandem
3)Seleksi
batasan silsilah bebas (independent culling levels).
1) Seleksi
Indeks
Yang
dimaksud dengan seleksi indeks adalah suatu seleksi yang dilakukan berdasarkan
penilaian seluruh perilaku ternak tersebut yang digabung (disebut total score
atau indeks). Dengan adanya system indeks, suatu prilaku yang kurang baik dapat
dikompensasi dengan yang baik selama perilaku tersebut tidak bersifat fatal dan
penggabungan angka dari peilaku-peilaku karakter tersebut dinamakan indeks.
Kelebihan
indeks seleksi yaitu bahwa nilai pemuliaan dapat ditingkatkan melalui nilai
intensitas seleksi untuk sifat masing-masing individu dan berat lahir yang diperoleh
beragam, sedangkan kekurangannya yaitu tenaga dan biaya yang digunakan besar.
Seleksi
indeks banyak digunakan pada peternakan yang lingkungannyarelatif seragam.
Untuk keakuratan seleksi ini , parameter genetik seperti nilai heritabilitas,
korelasi genetik, dan korelasi fenotif antara sifat harus diketahui.
2) Seleksi
Tandem
Seleksi
tandem adalah cara yang paling umum dipergunakan dalam praktek. Seleksi tandem
adalah seleksi dikerjakan terhadap satu sifat yang paling penting, baru seleksi
sifat lainnya cara ini paling umum dipergunakan dalam praktek.
Tahapan
seleksi tandem :
a.
Seleksi pertama dilakukan untuk sifat yang paling penting
b. Setelah
tujuan untuk sifat pertama telah dicapai, upaya seleksi ditargetkan sifat yang
paling penting berikutnya, dan dilakukan untuk jumlah generasi tertentu.
Tandem
seleksi mempunyai kelebihan yaitu tidak ada ternak yang berat lahirnya rendah
dan mudah dilakukan sedangkan kekurangannya yaitu genotipe dengan sifat lain
yang baik dapat terbuang kalau saat seleksi sifat sebelumnya performanya tidak
baik dan tenaga serta biayanya besar.
3) Seleksi simultan (Independent
Culling Lecel/ICL)
Metode ini umumnya jika mutu suatu
prilaku akan dikurangi sampai tingkat minimum dan penyisahan dilakukan pada
tingkat umur yang berbeda dari kelompok ternak tersebut ..
Seleksi
simultan (Independent Culling Lecel/ICL) mempunyai kelebihan yaitu dapat melihat
kedua sifat sekaligus dan tenaga tidak terlalu besar serta biaya murah,
sedangkan kekurangannya yaitu intensitas seleksi antar karakter tidak bebas,
sedang pada metode sebelumnya bebas menentukan intensitas seleksi antar sifat
dan ternak hasil seleksi yang memiliki berat lahir rendah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Seleksi adalah suatu
proses memilih ternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua untuk
generasi berikutnya.
Ø Tujuan umum dari
seleksi adalah untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan mutu
bibit.
Ø Macam-macam seleksi :
:a. Seleksi Individu (Perfomance Tes)/seleksi
individu/massa
b.
Seleksi Silsilah (Pedigree
Selection)
c. Seleksi Uji Keturunan (Progeny Test)
d. Seleksi Kekerabatan (Family Selection)
e. Seleksi Lebih dari 1 Sifat
Ø Metoda Seleksi
a. Seleksi Indeks
b. Seleksi Simultan
c. Seleksi tandem
3.2 Saran
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman
penulis, untuk itu penulis mengharapkan kepada para pembaca terutama bagi dosen
pembimbing mata kuliah Kebijakan dan
Perundang-undangan untuk memberikan kritik dan sarannya kepada penulis
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/86563515/Seleksi-praktikum-pemuliaan-7
http://kenarimania.multiply.com/journal/item/57?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://catatankuliah-heri.blogspot.com/2011/03/metode-seleksi-pada-pejantan-pada.html
http://kenarimania.multiply.com/journal/item/57?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://catatankuliah-heri.blogspot.com/2011/03/metode-seleksi-pada-pejantan-pada.html
Noor Rahman.
R, 2004. Genetika Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pane Ismed, 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. PT. Gramedia. Jakarta.
Warwick, E. J. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pane Ismed, 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. PT. Gramedia. Jakarta.
Warwick, E. J. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
joya shoes 255c8jdcaf743 joya sko,joya sko,joya skor,Cipő joya,zapatos joya,joya schoenen verkooppunten,Scarpe joya,chaussures joya,joya schuhe wien,joya schuhe joya shoes 294v1eoghm973
BalasHapus